Senin, 05 November 2012
0
komentar
Nikmatnya Entot Tante
Ngesex Di Kamar Mandi
Cerita dewasa kali ini dengan judul Beli Ayam Goreng Bonus Ngentot, kisah ini cukup lucu pengalaman si sony, gimana tidak berawal dari keinginan untuk makan ayam goreng yang akhirnya berujung dapat bonus ngentot dengan tante girang yang jual ayam goreng itu dirumahnya. Simak deh cerita berikut ini.
Pada waktu itu aku pulang dari kampus sekitar pukul 20:00 karena ada kuliah malam. Sesampainya di tempat kost, perutku minta diisi. Aku langsung saja pergi ke warung tempat langgananku di depan rumah. Warung itu milik Ibu Sari, umurnya 30 tahun. Dia seorang janda ditinggal mati suaminya dan belum punya anak. Orangnya cantik dan bodynya bagus. Aku melihat warungnya masih buka tapi kok kelihatannya sudah sepi. Wah, jangan-jangan makanannya sudah habis, aduh bisa mati kelaparan aku nanti. Lalu aku langsung masuk ke dalam warungnya.
“Tante..?”
“Eee.. Dik Sony, mau makan ya?”
“Eee.. ayam gorengnya masih ada, Tante?”
“Aduhh.. udah habis tuch, ini tinggal kepalanya doang.”
“Waduhh.. bisa makan nasi tok nich..” kataku memelas.
“Kalau Dik Sony mau, ayo ke rumah tante. Di rumah tante ada persediaan ayam goreng. Dik Sony mau nggak?”
“Terserah Tante aja dech..”
“Tunggu sebentar ya, biar Tante tutup dulu warungnya?”
“Mari saya bantu Tante.”
Lalu setelah menutup warung itu, saya ikut dengannya pergi ke rumahnya yang tidak jauh dari warung itu. Sesampai di rumahnya..
“Dik Sony, tunggu sebentar ya. Oh ya, kalau mau nonton TV nyalakan aja.. ya jangan malu-malu. Tante mau ganti pakaian dulu..”
“Ya Tante..” jawabku.
Lalu Tante Sari masuk ke kamarnya, terus beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar dengan hanya mengenakan kaos dan celana pendek warna putih. Wow keren, bodynya yang sexy terpampang di mataku, puting susunya yang menyembul dari balik kaosnya itu, betapa besar dan menantang susunya itu. Kakinya yang panjang dan jenjang, putih dan mulus serta ditumbuhi bulu-bulu halus.
Dia menuju ke dapur, lalu aku meneruskan nonton TV-nya. Setelah beberapa saat.
“Dik.. Dik Sony.. coba kemari sebentar?”
“Ya Tante.. sebentar..” kataku sambil berlari menuju dapur.
Setelah sampai di pintu dapur.
“Ada apa Tante?” tanyaku.
“E.. Tante cuman mau tanya, Dik Sony suka bagian mana.. dada, sayap atau paha?”
“Eee.. bagian paha aja, Tante.” kataku sambil memandang tubuh Tante Sari yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Tubuhnya begitu indah.
“Dik Sony suka paha ya.. eehhmm..” katanya sambil menggoreng ayam.
“Ya Tante, soalnya bagian paha sangat enak dan gurih.” kataku.
“Aduhh Dik.. tolong Dik.. paha Tante gatel.. aduhh.. mungkin ada semut nakal.. aduhh..”
Aku kaget sekaligus bingung, kuperiksa paha Tante. Tidak ada apa-apa.
“Nggak ada semutnya kok Tante..” kataku sambil memandang paha putih mulus plus bulu-bulu halus yang membuat penisku naik 10%.
“Masak sih, coba kamu gosok-gosok pakai tangan biar gatelnya hilang.” pintanya.
“Baik Tante..” lalu kugosok-gosok pahanya dengan tanganku. Wow, begitu halus, selembut kain sutera dari China.
“Bagaimana Tante, sudah hilang gatelnya?”
“Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Sony pintar dech..” katanya membuatku jadi tersanjung.
“Sama-sama Tante..” kataku.
“Oke, ayamnya sudah siap.. sekarang Dik Sony makan dulu. Sementara Tante mau mandi dulu ya.” katanya.
“Baik Tante, terima kasih?” kataku sambil memakan ayam goreng yang lezat itu.
Disaat makan, terlintas di pikiranku tubuh Tante Sari yang telanjang. Oh, betapa bahagianya mandi berdua dengannya. Aku tidak bisa konsentrasi dengan makanku. Pikiran kotor itu menyergap lagi, dan tak kuasa aku menolaknya. Tante Sari tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi. Ketika pintu kamar mandi telah tertutup, aku membayangkan bagaimana tangan Tante Sari mengusap lembut seluruh tubuhnya dengan sabun yang wangi, mulai dari wajahnya yang cantik, lalu pipinya yang mulus, bibirnya yang sensual, lehernya yang jenjang, susunya yang montok, perut dan pusarnya, terus vaginanya, bokongnya yang montok, pahanya yang putih dan mulus itu. Aku lalu langsung saja mengambil sebuah kursi agar bisa mengintip lewat kaca di atas pintu itu. Di situ tampak jelas sekali.
Tante Sari tampak mulai mengangkat ujung kaosnya ke atas hingga melampaui kepalanya. Tubuhnya tinggal terbalut celana pendek dan BH, itu pun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya. Dia melepaskan celana pendek yang dikenakannya, dan dia tidak memakai CD. Kemudian dia melepaskan BH-nya dan meloncatlah susunya yang besar itu. Lalu, dengan diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun LUX, lalu tangannya meremas kedua susunya dan berputar-putar di ujungnya. Kejantananku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar sekitar 50%. Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Tante Sari meneruskan gosokannya di daerah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging.
Beberapa saat kemudian..
“Ayo, Dik Sony.. masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya nggak dikunci kok!” tiba-tiba terdengar suara dari Tante Sari dari dalam. Seruan itu hampir saja membuatku pingsan dan amat sangat mengejutkan.
“Maaf yah Tante. Sony tidak sengaja lho,” sambil pelan-pelan membuka pintu kamar mandi yang memang tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, aku seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan. Tante Sari tersenyum manis sekali dan..
“Ayo sini dong temani Tante mandi ya, jangan seperti patung gicu?”
“Baik Tante..” kataku sambil menutup pintu.
“Dik Sony.. burungnya bangun ya?”
“Iya Tante.. ah jadi malu saya.. abis Sony liat Tante telanjang gini mana harum lagi, jadi nafsu saya, Tante..”
“Ah nggak pa-pa kok Dik Sony, itu wajar..”
“Dik Sony pernah ngesex belum?”
“Eee.. belum Tante..”
“Jadi, Dik Sony masih perjaka ya, wow ngetop dong..”
“Akhh.. Tante jadi malu, Sony.”
Waktu itu bentuk celanaku sudah berubah 70%, agak kembung, rupanya Tante Sari juga memperhatikan.
“Dik Sony, burungnya masih bangun ya?”
Aku cuman mengangguk saja, dan diluar dugaanku tiba-tiba Tante Sari mendekat dengan tubuh telanjangnya meraba penisku.
“Wow besar juga burungmu, Dik Sony..” sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan.
“Dik Sony.. boleh dong Tante liat burungnya?” belum sempat aku menjawab, Tante Sari sudah menarik ke bawah celana pendekku, praktis tinggal CD-ku yang tertinggal plus kaos T-shirtku.
“Oh.. besar sekali dan sampe keluar gini, Dik Sony.” kata Tante sambil mengocok penisku, nikmat sekali dikocok Tante Sari dengan tangannya yang halus mulus dan putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, penisku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang montok dan besar itu. “Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough..” desahku sambil bersandar di dinding.
Setelah itu, Tante Sari memasukkan penisku ke bibirnya, dengan buasnya dia mengeluar-masukkan penisku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot, kadang-kadang juga dia menjilat dan menyedot habis 2 telur kembarku. Aku kaget, tiba-tiba Tante Sari menghentikan kegiatannya. Dia pegangi penisku sambil berjalan ke arah bak mandi, lalu Tante Sari nungging membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku.
“Dik Sony.. berbuatlah sesukamu.. kerjain Tante ya?!”
Aku melihat pemandangan yang begitu indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu lebat. Lalu langsung saja kusosor vaginanya yang harum dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Kulahap dengan rakus vagina Tante Sari, aku mainkan lidahku di klitorisnya, sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vaginanya.
“Ough Sonn.. ough..” desah Tante Sari sambil meremas-remas susunya.
“Terus Son.. Sonn..” aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu kumasukkan lidahku ke dalam vaginanya ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.
Kemudian Tante Sari tidur terlentang di lantai dengan kedua paha ditekuk ke atas.
di 22.58 0 komentar
Label: Cerita Dewasa
0
komentar
Berbagi Nikmatnya Memek Istriku
Pertama-tama saya ingin memperkenalkan namaku sebagai Budi dan kisah tak terlupakan ini terjadi pada hari ini dimana sedang menyiapkan pesta Tahun Baru, Akan tetapi aku mencoba merayakan Tahun Baru dengan caraku sendiri bersama istriku Gina dan teman baikku yang bernama Ronal di malam Tahun Baru.
Waktu bertemu istriku Gina memakai pakaian blouse kaos ketat putih dan panjangnya sampai tengah pahanya sehingga paha putih mulus akan terlihat jelas, blouse berwarna putih berbahan tipis dan di bagian atas model tali terkait ke bahunya. Blousenya itu mencetak jelas body dan buah dadanya yang berukuran 36B dan dari bokongnya yang nungging terbentuk bulatan penuh menyerupai gunung kembar terlihat celana dalam kecil dan tipis tercetak di blouse bagian belakangnya, paha putih mulusnya jika selagi duduk terlihat celana dalam tipisnya yang berwarna hitam sungguh seksi malam ini.
Ronal tersenyum senang ketika bertemu apalagi melihat Gina terlihat seksi kulihat dia beberapa kali mencuri pandang ke Gina dan ketika kami bertiga berjalan dengan mobil dia beberapa kali berbicara dengan Gina sambil membalikkan tubuhnya ke belakang karena Gina duduk di belakang sementara aku terus menyetir mobil menuju ke tempat karaoke.
Kita memang ingin santai terutama aku karena untuk melepas stress akibat pekerjaan, bernyanyi dan tertawa di ruang tertutup tentu lebih enak dan puas. Memang betul, dicoba saja walaupun suara anda pas-pasan atau fals, tidak usah anda pikirkan karena semua teman anda tahu bahwa anda bernyanyi dan menikmati suasana untuk melepas beban kerjaan, teriak-teriak saja boleh kok! asal teman anda jangan pada budeg saja jadinya.
Kami bertiga masuk keruangan VIP room di VIP ini ada kursi mebel yang panjang berbentuk huruf U kamar tidur tersendiri dan kamar mandi dalam lengkap. Setelah memesan makanan dengan satu picher bir dan nasi goreng berikut kentang goreng plus kacang mede, kami bernyanyi bersama dan kadang sendiri diselang-seling dengan dansa bertiga dan joged berdua pokoknya semua happy. Setelah tuntas makan dan minum kembali bernyanyi setelah melihat suasana telah menghangat aku melihat antara Ronal dan Gina adanya perasaan ingin berbincang tanpa adanya aku, maka aku mengambil inisiatif untuk ke bawah, bilangnya untuk mengambil rokok, padahal tinggal pesan saja ke kamar rokok dapat di antar ke kamar. Bagaimanapun juga peristiwa yang lalu sudah berlangsung cukup lama sehingga mereka agak cukup riskan juga untuk lebih mengakrabkan suasana yang ada.
Ini terlihat ketika beberapa kali Ronal berusaha lebih mendekatkan diri ke Gina dengan posisi duduk Gina di antara kami berdua terlihat. Ronal kadang dengan ragu meletakkan tangannya di pundak Gina apabila Gina merebahkan badannya ke sofa, kadang dengan pura-pura bercanda tangannya diletakkan di paha Gina dan Gina juga terlihat canggung, kadang mencubit paha Ronal kadang merebahkan kepala dan badannya ke pundak Ronal dan kepadaku juga dia melakukan hal itu.
Akhirnya, "Aku ke bawah dulu ya... mau beli rokok di mobil." kataku. Kulihat Ronal tersenyum, "Saya kalau bisa Sampoerna..." kata Ronal. Gina hanya tersenyum, "Yaa sudah saya cariin deh kalau ada warung rokok di seberang jalan," kataku memberi kesempatan ke mereka berdua untuk waktu yang agak memungkinkan mereka lebih mengakrabkan suasana yang ada karena bagaimanapun Gina adalah kekasihku dan Ronal adalah teman baikku yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri. Aku keluar ruangan dan segera mengambil rokok di mobil dan segera naik kembali ke atas. Aku sengaja tidak masuk ke dalam ruangan, tapi karena kulihat pintunya yang sebagian tengahnya dari kaca gelap maka aku dapat melihat ke dalam. Aku ingin tahu apa mereka telah akrab kembali? Kebetulan di lantai atas suasananya sepi dan dari luar kaca itu aku dapat melihat ke dalam, karena di dalam ruangan itu lampunya dalam keadaan hidup sementara di luar dalam keadaan gelap. Biasanya di dalam dimatikan dan hanya diterangi dari cahaya TV yang menyala. Kulihat ternyata posisi Ronal telah berubah sekarang. Mereka terlihat sedang saling berpelukan mesra. Kulihat tangan Gina melingkar ke belakang leher Ronal, sementara tangan Ronal juga memeluk pinggang Gina. Ronal sedang mencium bibir Gina dan ternyata Gina membalas dengan menengadahkan kepalanya ke atas. Mereka saling melumat, terlihat dari gerakan kepala Ronal dan Gina yang saling berpindah posisi miring kiri dan kanan dengan penuh emosi mereka berdua tengah saling mempermainkan lidahnya. Setelah cukup lama maka tangan Ronal mulai merayapi lekuk lekuk tubuh Gina. Kadang tangannya meremas bongkahan bokong Gina dan perlahan merayap ke atas dan sampai ke gundukan bukit buah dada Gina dan dengan remasan perlahan tapak tangannya lalu membuat gerakan meremas dan memutar seperti memijat.
Ketika Gina menengadahkan kepalanya ke samping segera Ronal menundukan kepalanya ke gundukan buah dada Gina dan melakukan gerakan mencium buah dadanya dari luar blouse sambil menciumi dada Gina. Dari luar, tangan Ronal menarik tali di pundak kiri Gina lalu menarik tali itu ke bawah melewati tangannya karena dia tidak memakai BH. Maka tersembulah buah dadanya bagian kiri dengan daging yang putih mulus dengan putingnya yang telah mengeras di muka Ronal. Dengan perlahan lidah Ronal menyapu gundukan bukit buah dada Gina dan kadang menghisap perlahan puting Gina. Kulihat Gina memejamkan matanya dan mulutnya terbuka. Aku tidak dapat sama sekali mendengar erangan dan desahan Gina karena ruangan itu kedap suara dan juga adanya suara lagu-lagu yang terus berputar di ruangan itu. Tapi itu tidak menghalangi keinginanku untuk terus melihat dari luar tanpa berusaha untuk masuk ke dalam kamar karena aku sudah berjanji kepada Ronal bahwa aku akan membagi semua milikku kepadanya termasuk kekasihku dan aku akan ceritakan di lain kesempatan bagaimana Ronal juga memberikan adiknya kepadaku.
Gina telah birahi, dia menggelinjangkan badannya ketika Ronal terus menghisap putingnya. Sementara tangan kanannya mengangkat pinggul Gina ke atas dan Gina dengan pasrah mengikuti gerakan tangan Ronal yang mengangkat blouse ketat Gina ke atas. Blouse itu berhenti di atas pinggulnya sehingga sebagian pinggulnya yang putih mulus itu telah berada di dalam genggaman tangan Ronal. Tangan itu terus mengusap dan membelai paha jenjang, sementara celana dalam hitam Gina yang tipis terlihat jelas dan gundukan daging liang kemaluannya tercetak di kain penutup celananya juga terlihat remang-remang bulu-bulu kemaluannya keluar dari atas celana dalam mini Gina. Tangan Ronal yang kiri kulihat membuka reitsleting celana jeansnya dan kulihat tangannya mengeluarkan kejantanannya yang ternyata telah menegang dan besar lalu mengarahkan tangan Gina untuk memegang batang kejantanannya.
Gina dengan perlahan memegang batang kemaluan tersebut, dan secara perlahan lama kelamaan mulai mengurut batangan itu ke atas ke bawah dan mereka berdua terus memberikan rangsangan kepada lawannya masing-masing. Tangan ronal kadang meremas bongkahan pantat Gina dan meremas pinggul Gina. Sementara Gina tangannya terus mengurut batang kemaluannya ke atas ke bawah. Cukup lama mereka melakukan hal itu. Kurasa mereka berdua saling mendesah dan mengerang terlihat dari gerakan bibir dan mulut Ronal dan Gina yang kadang terbuka dan tertutup. Kadang mereka saling bicara diselingi ciuman mesra layaknya orang bercumbu penasaran dan cemburu pasti ada pada diriku tapi dorongan untuk melihat tindakan mereka berdua lebih kuat di otakku saat ini.
Blouse Gina, tali dipundaknya telah terlepas kedua-duanya ke bawah sehingga blouse tersebut kini terlipat di tengah badan Gina, bibir dan lidah Ronal berganti-ganti mengisap dan melumat bukit dada Gina kiri dan kanan membuatnya mengerang dan menggelinjang badannya. Kulihat Ronal berkata sesuatu ke Gina dan tangan Ronal mengangkat Gina ke pangkuannya kulihat Ronal duduk menyandarkan badannya ke belakang. Sementara Gina duduk di pangkuan Trisno, dengan mesranya tangan Ronal meremas bongkahan pantat Gina sementara mulut mereka berdua saling lumat saling bermain lidah dan kadang tangan Trisno keduanya meremas kedua bukit dada Gina dan Gina pun karena terangsang mulai menggerakkan perlahan pinggulnya maju mundur. Rupanya batang kemaluan Trisno tengah digesek-gesekkan ke belahan kemaluan Gina walaupun Gina tetap memakai celana mininya yang tipis, tapi aku yakin Gina merasakan gesekan batang kemaluan Ronal di belahan kemaluannya. Tak kumengerti kenapa Ronal tidak melepas celana dalam Gina yang tipis dan kecil itu padahal tinggal menarik atau menggeser sedikit tutup kain tipis kecil penutup belahan kemaluan Gina, maka liang kemaluan Gina akan terbuka di hadapannya dan tentu batang kemaluan besar itu dapat menerobos belahan liang kemaluannya. Hanya terlihat tangan Ronal masuk ke dalam celana Gina di bagian pantat dan hanya dengan menggeser kain tipis pada pantat Gina. Jemari Ronal dengan leluasa meremas bongkahan pantat Gina. Saya hanya bermasturbasi ria sambil menonton atraksi yang menggairahkan itu.
Gina terus bergerak di pangkuan Ronal, kedua tangannya merangkul leher Ronal sehingga bukit buah dada Gina tepat berada di muka Ronal. Sementara gerakan pantatnya maju mundur memberikan gesekan pada belahan kemaluannya kadang kepalanya tertunduk dan membuat bukit dadanya menekan muka Ronal saat itu Ronal memberikan sapuan pada bukit tersebut dengan lidahnya. Pada saat kepalanya terlempar ke belakang, Ronal meremas buah dada itu dengan tangan kanannya melakukan gerakan memuntir perlahan puting Gina. Sementara tangan kirinya menyelinap ke belakang bongkahan bokong Gina dan membantu menggerakkan pinggul Gina maju mundur berirama kadang cepat kadang dengan gerakan lembut. Lidah dan mulutnya tak kalah sibuk terus melumat dan menjilati sekujur dada, leher dan muka Gina seperti mandi kucing. Kurang lebih lima belas menit mereka berdua bergerak seperti penari erotis dan akhirnya Gina sepertinya telah ejakulasi dengan keluar air kenikmatannya, terlihat dari gerakannya yang perlahan dan lemas dibahu Ronal. Ronalberbisik dan lalu merebahkan Gina ke kursi panjang itu dengan posisi tetap seperti dalam pangkuan. Maka ketika direbahkan ke kursi posisi Gina dalam keadaan tertindih dengan kakinya yang tetap mengangkang lebar. Sementara kedua paha Ronal berada di antara paha Gina. Batang kemaluan Ronal dalam keadaan menegang tetap berada di belahan kemaluan Gina yang ditutupi celana mini tipis itu.
Tangan Gina memeluk leher Ronal dan bibir mereka kembali saling berpagutan dan terlihat mereka berdua saling bermain lidah. Sementara tangan Ronal tak lepas dari meremas dan membelai bukit buah dada Gina. Lalu Ronal berkata sesuatu ke Gina dan kulihat Gina menggelengkan kepalanya. Yak lama kemudian Ronal perlahan mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Kulihat gerakan itu teratur bergerak naik turun dan kadang menekan. Sementara Gina menengadahkan kepalanya ke atas. Aku tidak tahu apa mereka bersenggama atau hanya eges-eges (gesek gesek) tapi celana dalam Gina tetap berada pada tempatnya. Kalau melihat gerakan mereka persis seperti orang bersenggama tapi kok celana itu? Ronal terus bergerak maju mundur membuatku penasaran dan batang kemaluanku tegang sendiri. Memikirkan itu aku panik juga bagaimanapun dia itu adalah istriku tapi ini kami lakukan hanya untuk untuk membuat dia senang dan mengisi kekosongan di dalam suasana yang BT. Untuk itu aku harus memastikannya aku segera membuka pintu perlahan, tapi ternyata mereka berdua tidak mengetahuinya, pasti karena suara lagu yang diputar cukup keras sehingga mereka tidak tahu dan menyadari adanya kehadiranku di belakangnya.
Dengan berdiri di belakang mereka aku dapat melihat jelas Ronal posisinya dengan bersandarkan pada kedua sikunya sehingga tubuhnya tidak menghimpit badan Gina tapi buah dada Gina tetap saling berhimpitan dengan dadanya. Sedangkan bagian bokong Ronal terus melakukan gerakan memajukan dan menarik pantatnya. Kulihat Gina mengerang dan mendesah perlahan, tapi aku tidak dapat melihat apakah celana dalam Gina digeser kain penutup depan bagian liang kemaluannya atau tidak karena terhalang oleh body Ronal yang tinggi besar, dan memang celana itu tetap berada di tempatnya hanya merosot sedikit ke bawah. Terlihat tali celana itu tidak lagi berada di pinggangnya tapi telah berada di pinggul. Penasaran melihat mereka akhirnya aku merasa yakin mereka hanya gesek- gesek, maka aku rebahan di kamar tidur kurang lebih sepuluh menit aku rebahan menenangkan diri. Ketika telah tenang otakku akhirnya kupanggil Gina ke dalam, " Ginnn..." kataku. Tak ada jawaban , "Ginnn..." kataku lagi. "Yaa..." kata Gina menjawab. Aku rasa dia berdua kaget kalau aku ternyata telah di dalam.
Gina ke dalam dan tersenyum malu dengan wajah merah.
"Kenapa sayang..." kata Gina sambil memelukku.
"Kamu tadi ngapain..." kataku menyelidik sambil memandangnya gemas.
"Kamu kan lihat sendiri..." kata Gina.
"Kamu tidur sini..." kataku menarik dia rebahan di tempat tidur.
Tanpa buang waktu ketika dia belum rebahan kulepas baju kaosnya sehingga tinggal celana dalam mininya. Perlahan kujilati buah dadanya, terasa wangi permen menthol. Memang di depan disediakan permen, tapi terus saja kulumat putingnya. Dia mengerang dan rupanya dia tidak sabar, segera menarik kaosku ke atas serta segera melepaskan celana panjang dan celana dalamku. Rupanya pemanasan yang dilakukan tadi di luar bersama Ronal terlalu lama membuatnya sudah ingin untuk bersenggama. Kejantananku yang sudah menegang segera dipegangnya lalu dihisap dan dilumat ke dalam mulutnya. Kurasa dia begitu terangsang birahinya karena dalam melumat batang kemaluanku semua ditelannya sampai mentok di tenggorokannya. Kadang bijiku dihisap dan lidahnya bermain di sekujur batang kemaluanku sampai ke buah zakarku dijilatinya.
Lidahnya terus bermain-main di ujung kepala kemaluanku dan menggeser-geser belahan lubang kencing kemaluanku. Rasanya... "Uuufff aakkhhh..." desahku. "Gila banget! Kamu sudah konackhh ya.. Ginnn..." erangku keenakan dan terasa geli kadang meriang (coba saja hal itu dengan pasangan anda pasti meriang itu badan). Gila juga Gina kalau sudah panas dia seperti orang di padang pasir. Habis semua kemaluanku dilumatnya, sementara kulihat dicelananya ada gumpalan cairan membasahi kain celana penutup belahan kemaluannya, seperti bulatan. Rupanya dia sudah banjir dari tadi atau bekas sperma Ronal? Penasaran aku tanya dia, "Kamuuu tadi gituan yaaa...?" tanyaku penasaran. "Emmmhh... emmhhhff..." dia tidak menjawab hanya terus melumat batang kemaluanku lebih kuat lagi. Digigitnya kepala kemaluanku pelan dan gemas, "Akkhhh... gilaaa kamuuu..." kataku. Batang kemaluanku mengeras kuat seperti besi balok. Kubiarkan dia memuaskan hasratnya melumat habis kejantananku dari ujung sampai pangkalnya.
Momen ini kunikmati dan segera kubuka celana dalamnya, ternyata kemaluannya telah basah dan lembab. Saat kubelai belahannya masih terasa rapat, jadi mungkin dia belum sampai sejauh itu, pikirku. "Kamu di atas Gin..." kataku menarik badannya ke atas menduduki pinggangku. Perlahan dengan tangannya yang menggenggam batang kemaluanku mulai diarahkannya ke lubang kemaluannya. Kepala kemaluanku perlahan ditekan dengan bibir kemaluannya dan perlahan membelah bibir kemaluannya yang telah basah membuat lebih mudah kepala batang kemaluan itu menyusup belahannya. Terus Gina menekan ke bawah pinggulnya dan, "Akhhh..." erang Gina. "Enaaakkk... aduuhhh pelan-pelan, Oohhhh..." desahnya. "Uufff... yaa enaakk..." desahku keenakan. Pelan-pelan batang kemaluanku makin lama makin tenggelam ke dalam liang kemaluannya. "Akkkh... masuuukkk... ookkhh kontolllu... akkhhggg... ennnakkkk..." erang Gina terpejam. "Gilaaa... liang kemaluan kamuuu... masih rapat Ginnn..." kataku sambil menghentakkan pinggulku ke atas dan menariknya ke bawah perlahan seperti slow motion berulang kali.
Setelah sepuluh kali dengan gerakan itu, terasa telah dengan bebas dan mantap terkendali kemaluanku menyodoknya. Lama kemudian gerakan batang kemaluanku makin mantap menyodok liang kemaluan Gina. Dengan sepenuh tenaga kugerakkan pinggulku naik turun tanpa henti sebanyak dua puluh kali membuat Gina berteriak sambil matanya terpejam histeris, "Aaakk.. akhhh.. akkkhh... oohhkkk... aahhh.. uufff... aduhhhh... giilllaa... aahhh... aadduuhh..." terengah Gina. Sangat bergairah dia dengan gerakanku membuatnya membalas gerakanku dengan hentakan kasar. Gina segera menghentakkan pinggulnya cepat kadang dia melakukan gerakan memutarkan pinggulnya sehingga terdengar bunyi "Brreeoott... brreettt... brreeeoott..." Rupanya telah banjir sekali di dalam liang kemaluannya tapi dinding kemaluannya tetap menjepit batang kemaluanku. "Luar biasa, gila kamuuu hot bangetttt.. Ginnn..." kataku. "Gue mauuu yang kuattt... yang kuattt nekannya ahhkkk.. yang panjang kontolnyaa... akkkhh terusss ngentotin kontolnya... akkgg..." erang Gina histeris. Kurasa Ronal juga mendengar erangan Gina karena pintu kamar tidak kututup ketika Gina masuk tapi biar saja dia terangsang, pikirku.
Selang lima belas menit ternyata gerakannya makin panas saja. Habis sudah kemaluanku dihisap ditarik di dalam liang kemaluannya. Sementara badannya telah keringatan, "Aahh... aaahhkkk... uufff... ennaakk..." desah kami berdua. Kadang aku sengaja mengangkat pantatku tinggi-tinggi dan dia menekan kemaluannya makin ke bawah terus pinggulnya berputar-putar sehingga terdengar bunyi "Breeet brett brrett..." Terasa panas di sekitar batang kemaluanku. Kuat juga aku telah dua puluh menit dengan gerakan yang membuat keringat membanjir tapi sampai saat ini belum terasa juga kalau air maniku akan keluar. Biasanya yaaa dengan gerakan yang seperti biasa paling lama sepuluh menit keluar air maniku. Mungkin karena aku ingin membuktikan bahwa aku juga bisa kuat dari teman baikku. Yang jelas batang kemaluanku dalam keadan stabil menegang terus dan gerakanku tidak berubah. Kadang lembut dengan hentakan yang kuat dan kasar dengan gerakan memutar dan mengocokkan batang kemaluanku terasa seperti membor lubang kemaluannya dan ternyata Gina menyukai gerakan dan hentakan yang kulakukan.
"Giiilaaa.. kamu kuat sekali... tumben tuh... oohh gue puaasss..." desah Gina keenakan dengan tersenyum puas.
"Ya sudah lama ya Gin, nggak beginii..." desahku.
Karena tidak keluar-keluar juga ini air mani, akhirnya kami kecapaian sendiri. Dalam keadaan terengah-engah keenakan kami berhenti sebentar. Akhirnya aku tanya ke dia,
"Bagaimana kalau kita istirahat dulu Gin.." ternyata dia mengangguk setuju dengan muka memerah dan keringat di dahinya menetes. Aku usul lagi,
"Kita keluar yukk... Gin.. kasihan Ronal... sendiri di luar," kataku.
Tanpa bertanya lagi Gina lalu melepas segera batang kemaluanku dari lubang kemaluannya. Rupanya dia juga belum tuntas dan keluar dari kamar berjalan dengan telanjang bulat. Dia keluar sendiri, sementara aku menjadi bengong.
Ternyata Gina tanpa bertanya lagi keluar kamar dalam keadaan badan telanjang bulat. Gillaa! sudah horny dia rupanya. Beraninya dia telanjang bulat menemui Ronal di ruang depan. Aku tersentak, segera ke kamar mandi mencuci kemaluanku yang telah basah oleh karena air kenikmatan dari liang kemaluan Gina. Di kamar mandi aku berpikir ngapain Gina di luar bersama Ronal, tentunya Ronal terkejut dengan kehadiran Gina yang telanjang bulat di hadapannya. Setelah cukup lama di kamar mandi membersihkan diri sekitar kemaluanku. Perlahan aku keluar kamar dan berdiri di pintu. Kulihat sesuatu yang telah membuat aku terkejut. Gila! aku jadi terangsang sendiri melihatnya. Gina ternyata dalam posisi yang sangat seksi sekali. Mungkin Gina telah tinggi birahinya. Sepertinya telah terangsang penuh birahinya dan tanpa malu dan ragu lagi dia dalam posisi menungging. Dalam posisi menungging di atas kursi dalam keadaan telanjang bulat. Terlihat tubuh putih mulusnya dengan lekuk tubuhnya, bokongnya putih mulus dan pinggul yang cukup besar pinggangnya yang ramping. Bokongnya yang tinggi ke atas dan buah dadanya menjuntai keras membentuk bulatan dengan putingnya yang telah mengeras, rambutnya yang hitam dan panjang lurus sebagian tergerai kesampingnya, sebagian lagi menutupi pundaknya yang halus dengan bulu-bulu halus di sekitar pundaknya menambah seksi posisinya. Sementara tangan kiri Ronal mengusap dan membelai serta kadang meremas bongkahan pantat Gina yang sedang menungging itu. Tangan kanan itu meremas buah dada Gina dengan remasan perlahan dengan jemari menjepit puting Gina. Ronal telah menarik celananya sendiri berikut celana dalamnya ke bawah di antara lututnya.
Batang kemaluannya terlihat menegang keras dan besar dengan bulu-bulu kemaluan yang berwarna hitam. Sedangkan kepala kemaluannya berwarna merah dengan diameter ukuran botol Aqua 600 ml. Ukuran batangnya panjang 18 cm, diameter batangnya 6 cm. Terlihat kepala kemaluannya tengah dicium-cium oleh bibir Gina. Gina ternyata sedang asyik menciumi kepala batang kemaluan dan belahan air kencingnya. Dengan posisi menungging, dalam keadaan telanjang bulat, perlahan-lahan mulut itu menelan kepala dan batang kemaluan itu. Hampir tidak muat mulut Gina menelan kepala itu. Mulutnya harus membuka selebar-lebarnya dahulu baru dapat mengulum batang kemaluan Ronal. Perlahan dan tak lama kemudian terlihat kepala Gina naik turun ke atas ke bawah dan kadang lidahnya menjilati batang kemaluan Ronal yang besar. "Aahh ahhh..." desah Ronal terpejam keenakan. Sementara Gina hanya mengerang karena tangan Ronal terus memberi remasan di sekitar kemaluannya. Terlihat tangan kiri Ronal menyusup dari bawah badan Gina dan berhenti jemarinya ketika berada di belahan selangkangan paha Gina. Jarinya bergerak membelai belahan kemaluan Gina yang telah basah.
Setelah kurang lebih lima menit menyaksikan adegan yang mendebarkan jantung, perasaanku berdebar kencang karena terangsang. Aku benar tidak sabar melihat adengan itu. Kemaluanku mengeras kembali malah lebih keras dari yang tadi pada saat bersenggama di dalam kamar. Dalam keadaan telanjang bulat dengan batang kemaluan menegang aku menghampiri mereka. Kulihat mereka kaget, "Oopphss..." kata Ronal kaget. "Sorry nggak tahan..." kataku. Tanpa permisi lagi kuambil posisi di belakang bokong Gina yang polos dan dengan berjongkok di belakang Gina, mulutku langsung menjilati kemaluan Gina. Ternyata Ronal hanya tersentak sedikit tapi dia terus malah mengangkangkan kakinya lebih lebar sehingga belahan kewanitaan Gina itu lebih terkuak membuka, sehingga klitorisnya terlihat dan segera kujilati klitorisnya dan kumainkan lidahku di sekitar klitorisnya. "Aakkhh emhhff ahhh mmhhh aauufff... ahh...Ohh" desah Gina dengan kepalanya yang makin cepat bergerak naik turun di selangkanganku. Sementara tangan keduanya telah meremas buah dada Gina.
Terus kumainkan belahan liang kemaluannya dan kadang lidahku menerobos masuk ke dalam belahannya terus mengkilik-kilik sekitar klitorisnya yang terlihat memerah. "Emmhhpp... emmppphh... ahhh..." dia mengerang keenakan. Kurasakan dia menggerakan pinggulnya dengan irama dangdut, yaitu menggerakkan perlahan bokongnya serta meliuk-liukan badannya dan berkedut-kedut liang kemaluannya, "Emmfff... mmmbhh...oooh" kadang badan Gina di angkat ke atas dengan cara menekan buah dada Gina ke atas. Ketika itu bibir kami berdua saling berpagutan desahnya tidak tahan lagi dan terus tangannya mengarahkan kepala kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya dan perlahan, "Ahhkkk... aah ahhh... oohhh... ennaakknyaaa..." erang dan merintih dalam kenikmatan kemaluanku masuk perlahan. Tak lama batang kemaluanku dalam hitungan detik tenggelam sudah di dalam liang kemaluan Gina yang telah basah dan hangat dinding liang kemaluannya.
"Aahh... aahhh... aahhkk... dorong yang kerass.. aahhkk yaaa... aahkkk dorong terusss.... yyaa... ahkk tekan yang dalammm... eennaakhh..." rintih Gina sambil terus mengikuti gerakan dorongan pinggulku yang menghentakkan batang kemaluanku seluruhnya ke dalam lubang kemaluannya.
"Bleeppss... sleepss... bleebss... slleeppss bblleppss... slleppsss..."
"Aahhh... aahhh…ooHhh eenaaknya... gilaa luaarr biasaa... enakkk ngentotin kamu Giinnn... akkhh..." erangku kenikmatan terasa hangat batang kemaluan.
Dengan posisi kuda-kuda yang sangat mantap kakiku terasa menapak bumi tidak bergeser dalam menggerakkan pinggulku maju mundur sehingga pusat tekanannya dapat kupusatkan kepada batang kemaluanku yang terus menggenjot atau menggelosor keluar masuk belahan liang kemaluannya. Dengan gerakan seperti menyalurkan tenaga dalam maka nafasku dari seputar perut kuatur semua gerakanku sehingga gerakan yang terjadi bukan melalui pikiran tapi telah digerakkan secara otomatis melalui sekitar pinggulku nafasku perlahan dalam satu kali tarikan nafas, aku dapat menghujamkan kemaluanku sebanyak tiga kali atau bisa sampai tujuh kali. Pada saat melepas nafasku, keluar gerakan kulakukan berputar sekitar pinggulku, sehingga otomatis batang kemaluanku melakukan gerakan berputar dua atau berkali-kali di dalam liang kemaluannya.
"Aahkkk... akkhh... gilaaa... gilaaa... akkhhh... okhhh... gilaaa... enakk... enaakk... ahhh... uuuff... adduhh... enaknyaaa... aokhhh..." Gina merintih dan mengerang. Ronal melihat kepadaku dengan pandangan tidak percaya kalau aku dapat melakukan gerakan seperti itu yang membuat Gina kelojotan dan bergetar seluruh persendian badannya. Baru tahu dia, pikirku tersenyum kepadanya dan rupanya membuatnya menjadi terangsang. Kulihat matanya saat itu terbelalak ketika melihat batang kemaluanku keluar masuk teratur dengan nafas yang teratur juga. Batang dan kepala kemaluannya memerah dalam cengkeraman tangan Gina. Batangnya makin lama makin mengeras, karena Gina makin lama dia tidak dapat mengcengkeram diameter batang kemaluan itu. Gina makin mempercepat gerakan tangannya menarik dan melakukan gerakan memutar atau seperti memelintir batang itu. Ternyata Gina hanya tahan sepeluh menit di dalam menghadapi adukan batang kemaluanku yang mengamuk di dalam liang kemaluannya hingga dia melenguh dalam rintihan, "Aahhh... aakkhhh... ooohhhh gueee keluaarr..." badannya bergetar hebat dan matanya terpejam dan mulutnya terbuka menganga lebar.
Ronal terpaku memandang Gina yang ejakulasi dengan badan yang bergetar dan akhirnya Ronal rupanya tidak tahan melihat keadaan yang ada di hadapannya dan yang juga terjadi pada batang kemaluannya. Sehingga matanya membelalak dan lalu terpejam, "Aahhkk aaahhh... ahhkkk..." keluar spermanya di dalam genggaman tangan Gina. Sperma itu meleleh di jari-jari Novi. "Ha.. haa haa..." aku tersenyum penuh kemenangan. Kalah lama dia karena aku sendiri belum apa-apa saat ini. Setelah Gina mengelap tangannya dengan tissue basah, kutarik dia untuk gantian duduk di atas pangkuanku. Dengan posisi saling berhadapan kemaluanku menghujam kembali ke dalam liang kemaluannya dan gantian dia yang bekerja dengan gerakan memutarkan pinggulnya dan gerakan memaju-mundurkan bokongnya dan kadang kurasa liang kemaluannya berdenyut-denyut seperti menghisap batang kemaluanku. Rupanya dia ingin membuatku keluar juga air maniku. Setelah lebih kurang sepuluh menitan dia membuat batang kemaluanku kerja keras. Kulihat dia juga telah mau keluar lagi mengerang.
Dia, "Aahhkk... akhh ahhh gue mauuu keluaarrr... lagii... samaa-samaaa kamuuuu keluarrr jugaa... yaaa..." erang Gina. "Aahhh yyaaa barenggg Gin... guee juga ampirrrr... keluarr... aahhkk aakkhh... yaakkk keluuaaarr... ahkkk akhh..." erang Gina dan aku bersamaan, "Aahhh... giilaa.... eenaakk... puasss gueee," rintih Gina.
Keluar sudah dan tuntas birahi yang menghimpit dan menggunung di dada ini. Ada barangkali lima semprotan spermaku keluar membasahi seluruh rongga dalam liang kemaluannya sampai akhirnya kulepas batang ini. Puas sekali. Setelah berbenah diri, mencuci dan membersihkan bekas-bekas yang ada dan ternyata kami telah memakai ruangan itu selama tiga jam.
di 22.53 0 komentar
Label: Cerita Dewasa
0
komentar
di 22.50 0 komentar
Label: Bugil, Cewek Cantik, IGO
0
komentar
NIKMATNYA SEX DENGAN ISTRI DAN TEMEN ISTRIKU
Nama gue Rico, gue udah married and punya anak satu. Umur gue saat ini 28 tahun, isteri gue juga seumur, namanya Iin. Anak gue baru umur 3 tahun, and dia baru masuk Playgroup. Nah, di sekolahan Anak gue inilah, isteri gue kenal sama nyokapnya temen Anak gue. Namanya Witta. Sebenernya si Witta ini orangnya ngga cakep-cakep amat, yah, lumayan-lah. Menurut gue sih, mendingan isteri gue.
Makanya, sewaktu kenalan sama si Witta ini, gue sama sekali ngga ada pikiran yang macem-macem. Sampai lama-kelamaan isteri gue mulai akrab sama si Witta. Mereka sering pergi sama-sama. Nah, suatu hari, si Witta telpon isteri gue buat ngasih tau bahwa dia sekeluarga lagi dapet voucher menginap satu malem di sebuah Hotel bintang lima di Jakarta. Dia suruh isteri gue dateng buat nyobain fasilitas-fasilitas yang disediain hotel tersebut. Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness, dll gratis, maka gue berdua ngga menyia-nyiakan kesempatan deh. Siangnya gue berdua nyusul ke hotel tersebut. Sesampainya di sana, gue berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Witta udah janjian nunggu disitu. Bener aja, begitu ngeliat gue berdua dateng, si Witta langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya."Hai In, Ric..."
"Hai Wit.....mana suami sama anak loe?"tanya isteri gue.
"Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh..."kata si Witta."Eloe berdua aja...mana anak loe?" "Ngga ikut deh, Wit... abisnya repot kalo ngajak anak kecil" kata gue.
"Ya udah, sekarang gimana, elu berdua mau berenang ga? Atau mau Fitness aja?"
"Langsung Fitness aja deh, Wit" Gitu deh, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnessnya. And setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asik juga sih, sampai-sampai ngga terasa udah hampir tiga jam kita fitness. Wah, badan rasanya udah capek bener nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirpool. Nah, sampe disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba2 aja, and ternyata bener, cewek sama cowok jadi satu ruangannya. Wah, malu juga nih...apalagi si Witta, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalem, gue tertegun, karena di dalam gue lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan.....bugil. Wah....gawat nih. Setelah gue lirik, ternyata si Witta juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tau-tau kita disamperin sama locker-girlnya.
"Mari mbak, mas,...handuknya saya simpan" kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus. "Ha?.. disimpan.....?" tanya gue sambil kebingungan.... "hi-hi-hi....iya, mas, memang begitu peraturannya,...biar air kolamnya ngga kotor.." sahut si Mbak dengan senyum genit. "Wah...mati deh gue",batin gue dalem hati, masa gue musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga...empat orang cewek sih? Sementara itu gue liat isteri gue sama si Witta juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya gue yang memutuskan,"Hm..gini deh, mbak...kita liat-liat aja dulu....nanti kalo mau berendam baru kita taruh handuknya di sini"
"Iya deh, mas...."kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit. Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan.
Setelah tinggal bertiga, isteri gue langsung memandang si Witta "Gimana nih, Wit?"
Selagi si Witta masih terdiam bingung, isteri gue langsung ngomong lagi "Ya udah deh...kita terusin aja yuk" katanya sambil melepaskan handuknya.
"Udah deh, Wit....buka aja.....ngga apa-apa kok" kata isteri gue lagi.
"Bener nih, In? Terus si Rico gimana?" tanya si Witta sambil melirik malu-malu ke arah gue. Padasaat itu gue cuma bisa pasrah aja, and berdoa moga-moga burung gue ngga sampe bangun. Sebab kalo bangun kan gawat, si Witta bisa tau karena gue cuma dililit handuk doang.
"Ngga apa-apa... anggep aja kita kasih dia tontonan gratis" sahut isteri gue lagi. Gawat juga nih, gue bener-bener ga nyangka kalo isteri gue sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget. Akhirnya pelan-pelan si Witta mau
juga ngelepasin handuknya. Aduh mak...... begitu dia lepas handuknya, gue langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat.... and.... jembutnya yang ... gile..... lebat banget!! Langsung aja gue menelan ludah gue
sendiri....sambil menatap bengong ke tubuh si Witta. Ngelihat keadaan gue yang kayak orang linglung itu, isteri gue langsung tertawa geli. Sementara si Witta masih berusaha menutupi memeknya dengan kedua tangannya.
"Kenapa Ric.....Jangan bengong gitu dong, sekarang eloe yang musti buka handuk luh" kata isteri gue lagi. Busyet.... masa gue disuruh bugil di depan si Witta sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri gue berubah
pikiran, langsung aja deh gue lepas handuk gue. Seiring dengan gerakan gue ngelepas handuk, gue lihat si Witta langsung membuang muka jengah.
"Lho, kenapa Wit.... ngga apa-apa kok,... tadi si Rico juga ngeliatin body luh, sampe terangsang tuh....lihat deh" Kata isteri gue lagi sambil menatap burung gue. Akhirnya si Witta ngelirik juga ke burung gue, and...wah...dasar
burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampe akhirnya bener-bener tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, gue...
"Tuh-kan, Wit...benerkan die udah terangsang ngeliatin body luh...."kata isteri gue lagi...... Ngeliat burung gue yang udah tegang bener, akhirnya dua-duanya ngga tahan lagi.. pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok.... and begitu ngeliat burung gue, die juga langsung ikut ketawa.
"Wah, dik.... dia udah ngga tahan tuh...."katanya pada isteri gue, sambil ngelirikin burung gue terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, gue nyebur ke kolam whirpool. Ngga lama kemudian isteri gue and si Witta nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi ngga lama kemudian si Cewek itu bangun,..."Mbak udahan dulu yah, dik....... MMM... tapi jangan disia-siakan tuh..."katanya sambil menunjuk ke selangkangan gue lagi. Buset nih cewek, rupanya dari tadi die merhatiin kalau burung gue masih tegang terus.
Langsung aja gue berusaha tutupin burung gue pake kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan. Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri gue langsung pindah posisi. Sekarang jadi gue yang ada ditengah-tengah mereka berdua. "Ric .. dari tadi kok tegang melulu sih?" tanya isteri gue sambil
menggengam burung gue. Gue cuma bisa menggeleng aja sambil melirik si Witta. "Ih...keras amat, kayak batu" kata isteri gue lagi. Lalu, tanpa gue duga dia langsung ngomong ke si Witta "Sini deh Wit... mau cobain megang burung suami gua ngga nih?"Haa? Gue sama si Witta jadi terbengong-bengong.
"Bbb....bboleh, In?" tanya si Witta. "Boleh, rasain deh.... keras banget tuh" kata isteri gue lagi. Pelan-pelan, si Witta mulai ngegerayangin paha gue, makin lama makin naik, sampe akhirnya kepegang juga deh, torpedo gue. Wuih, rasanya bener-bener nikmat.
"Iya lho, In.... kok bisa keras begini ya. Pasti enak sekali kalo dimasukin yah, In" kata si Witta lagi sambil terus mengelus-ngelus burung gue. Wah, gue udah ga tahan, tanpa minta persetujuan isteri gue lagi, langsung aja deh, gue tarik si Witta, gue lumat bibirnya.... sambil tangan gue meremas-remas teteknya.
"Akh..." Witta menggelinjang. Langsung gue angkat si Witta dari dalam air, gue dudukin di pinggiran kolam... kakinya gue buka lebar-lebar, and.. langsung deh gue benamin wajah gue ke dalam selangkangannya, sehingga si Witta semakin mengerang-ngerang. Sementara itu isteri gue tetap giat mengocok-ngocok burung gue. Akhirnya karena udah ngga tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam.
"Gantian dong, Wit.... biar si Rico ngejilatin memek gue, gue juga kepengen nih....." kata isteri gue dengan bernafsu. Karena dia udah memelas gitu, langsung aja deh, gue jilatin memek isteri gue. Gue gigit-gigit kecil clitorisnya sampe dia merem-melek. Witta pun ngga tinggal diam, ngeliat gue lagi sibuk, dia langsung aja meraih burung gue, terus dimasukin ke dalem mulutnya. Wah.....ngga nyangka, ternyata hisapannya bener-bener maut. Rasanya kita bertiga udah ngga inget apa-apa lagi, ngga peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk.
Setelah beberapa lama, isteri gue ternyata udah ngga tahan lagi. "Ayo, Ric... cepetan masukin......... gue udah ngga kuat lagi nih..." pintanya memelas. Akhirnya berhubung gue juga udah ngga tahan lagi, gue cabut aja
burung gue dari dalem mulut si Witta, terus gue masukin ke dalem memek isteri gue. Akh......bener-bener nikmat, sambil terus gue dorong keluar-masuk. Witta ngga tinggal diam, sambil meremas-remas tetek isteri gue, dia terus ngejilatin buah Zakar gue. Wah... rasanya bener-bener....... RRRUUUAAARRR BBBIIAASA! Ngga lama kemudian, mungkin karena udah terlalu terangsang, isteri gue menjerit kecil.... meneriakkan kepuasan.... sehingga gue merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalem lubang memeknya. Ngeliat isteri gue udah selesai, si Witta langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas.."Nggg... sekarang gue boleh ga ngerasain tusukan suami luh, In?"
"Tentu aja boleh, Wit...." jawab isteri gue sambil mencium bibir si Witta. Mendapat lampu hijau, Witta langsung mengambil burung gue yang udah lengket (tapi masih tegang bener) terus dibimbingnya ke dalam lubang memeknya yang ditutupi semak belukar.
"Aaakkkhhhhh...." desis si Witta setelah gue dorong burung gue pelan-pelan."Ayo, Ric.... terus, Ric... I Love You..." keliatannya si Witta bener-bener mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil gue goyang-goyang, isteri gue menjilati teteknya si Witta. "Aduh, In....Ric....I love you both"...Pokoknya selama gue dan isteri gue
bekerja, mulut si Witta mendesis-desis terus. Kemudian, mungkin karena isteri gue ngga mau ngedengerin desisan si Witta terus, akhirnya die bangun dan mengarahkan memeknya ke muka si Witta. Dengan sigap Witta menyambut memek isteri gue dengan juluran lidahnya. Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya gue udah bener-bener ga tahan lagi...dan......AHHHHH.......gue merasakan desakan si Witta mengencang, akhhh.....akhirnya jebol juga pertahanan gue. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa.....Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai....... aahhhh...................
Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas........ "Thank you Rico,...Iin......ini bener-bener pengalaman yang luar biasa buat gue.."
"Hahaha...sama, Ric......gue juga bener-bener merasakan nikmat yang yang ngga pernah gue bayangin sebelumnya. Sayang suami eloe ngga ikut yah, Wit"kata isteri gue....."Gimana kalau kapan-kapan kita ajak suami elu sekalian, boleh ga, Wit?"
"Bener In...ide yang bagus, tapi kita ngga boleh ngomong langsung, In....musti kita pancing dulu.."kata si Witta.
"Setuju" sahut isteri gue..."Gimana Ric.... boleh ga?" Untuk sesaat gue ngga bisa ngejawab....bayangin, masa gue musti berbagi isteri gue sama suaminya si Witta? Rasanya perasaan cemburu gue ngga rela.....tapi, ngebayangin sensasi yang akan terjadi kalau kita main berempat sekaligus... wah......... "Boleh, nanti eloe atur yah, Wit......biar gue bisa ngerasain lagi hangatnya lobang memek loe....haha.."akhirnya gue menyetujui......
di 22.49 0 komentar
Label: Cerita Dewasa
1 komentar
Cerita Istriku Threesome
Aku seorang suami umur 39 tahun dan istriku berumur 40 tahun. Kami mempunyai anak 2 orang, 1 perempuan dan satu laki-laki. Walaupun kami sudah berumur tapi kehidupan sex kami sangat memuaskan. Kami selalu ngentot. Istrku memang berumur 40 tahun tapi bodynya tanggung sexy dan terawat masih kelihatan seperti umur 30 tahun.
Aku berpikir untuk memberikan sesuatu yang lain kepada istriku, yaitu aku ingin
kami ngentot dengan satu orang lain, bertiga/ threesome. Dan ini aku sampaikan kepada istriku sebut saja namanya Rina. Namaku sendiri Ricky. Pertama-tama Rina tidak setuju, tetapi setelah ku bujuk-bujuk kukatakan.
“Mah, ini kita lakukan untuk happy kita saja sayang”.
“Yah, pah tapikan saya malu ngentot dengan orang yang belum pernah saya kenal”.
“OK, sayang lupakan semua, yang penting saat itu kita mencapai kepuasan. Bagaimana sayang?”, setelah kubujuk akhirnya Rina setuju.
“Terserah papah ajalah.”
Aku lalu mencium istrku, dan malam itu kami ngentot dan kami melakukannya sampai pagi.
Waktu berjalan terus, sementara aku terus mencari orang yang cocok untuk kami aja bergabung. Suatu hari aku berkenalan dengan seorang guru instruktur senam di kota kami. Namanya Herman. Orangnya ganteng umurnya masih 26 tahun badanya pun sangat atletis. Beberapa kali pertemuan aku menyampaikan apa rencana kami kepada Herman, dan kulihat dia tidak terkejut.
“Biasa Mas, aku pernah melakukan ini dengan pasangan lain,” cerita herman. Oh aku sangat senag sekali, ternyata Herman sangat berpengalaman. Maka kami ataur rencana, Ini akan kami lakukan disalah satu hotel terkenal dikota kami.
Hari Sabtu siang Rina dan aku ngobrol berdua diruang tamu.
“Mah, aku kok rasanya kepengen kita tidur dihotel berdua saja malam ini”, Rina menyambut dengan hangat.
“Boleh juga tuh Mas, hitung-hitung bulan madu,” katanya.
Kami sepakat memilih Hotel “S” untuk menginap nanti malam.
Sesampai dihotel setelah menyelesaikan administrasi hotel, lalu kami masuk kamar hotel. Rina langsung rebahan diatas tempat tidur yang cukup besar. Sedangkan aku masuk kedalam kamar mandi untuk menelpon Herman, dan kami beri tahu nomor kamar dan jam berapa dia harus datang.
Didalam kamar aku dan Rina ngobrol dan sekali sekali kami berciuman, Aku meremas toket Rina dari balik bajunya sambil terus menciumi leher jenjangnya. Rina mendesah, “aaahh… mas…..” sambil berciuman tanganku masuk kebalik baju yang dipakainya.
“Mas?…… aku mau kontol Mas…!” Rok yaand dipakai Rina sudah naik sampai memperlihatkan paha Rina yan mulus dan putih, Dan tanganku mengelus-elus lembut memek Rina dari balik celana dalamnya dan aku merasakan cairan kemaluan istriku sudah mulai keluar… yah… oh…. terus Mas….. yahhh… atatasnya sayang…”
Tiba2 pintu diketuk dari luar. Kami buru2 merapihkan pakain kami, biasa Rina sambil ngomel,”siapa sih, ngegangu aja?”
Aku membuka pintu, Herman sudah didepan pintu dengan kaos ktetnya memperlihatkan tubuhnya yang atletis.
“Siappa pah?” tanya istrku dari dalam.
“Ini kenalkan teman papah, tadi telpon kebetulan dia ada di hotel ini, jadi papah suruh mampir saja.”
“Ini Rina istriku,”
“Aku Herman mbak,” sambil menyalami istriku.
Istriku banyak diam, mungkin kesel karena nanggung tadi. Sambil memeluk Rina aku berkata kepada Rina.
“Mah, Herman ini yang akan bergabung dengan kita untuk ngentot threesome. Rina sedikit kaget, tapi setelah kutenangkan dia dapat menerimanya. Sambil ngobrol sekali-kali aku mencium Rina, pertama-tama Rina sanagt risih, tapi lama lama aku dapat merasakan Rina mulai terbiasa, malah membalas ciuman aku. Herman tersenyum melihat kami berciuman. Aku melihat istriku melirik Herman pada saat kami berciuman. Hernan masih duduk disofa sementara kami duduk dipinggir tempat tidur berpelukan menghadap kesofa dimana Herman duduk. Samil berciuman aku meraba-raba paha mulus istriku. Dan Rina melebarkan kakinya sehingga Herman dapat dengan jelas melihat paha bagian dalam Istriku dan celana dalam Rina. Herman berdiri menghampiri kami dan jongkok didepan kami. Sementara aku dan Rina terus berciuman dan pelan aku membuka satu persatu kancing kemeja Rina, dan terbukalah dadanya dengan BRa warna hitamnya. Tiba-tiba Rina tersentak, Rupanya Herman menciumi paha istriku, Rina menegang jilatan Herman terus merambat keatas menyentuh celana dalam istriku. Sementara aku sudah melepas beha Rina dan menciumi sambil menjilati puting toket nya.
“ooooohhh…ngentot.. yahhhhhh… enak enak Her……jilati memek mbak Her…???” MUlut istriku terus merengek-rengek meminta Herman untuk menjilat memeknya. Aku merebahkan Rina ditempat tidur sementara kakinya masih menjuntai kebawah dan Herman terus menjilat dan menciumi selangkangan istriku. Rina melebarkan kakinya dan meminta Herman untuk membuka celana dalamnya.
“Iyah…. terus Her…. buka celana dalam Mbak…. jilati memek mbak oooohh…. Mbak mau kontol ngaceng mu…….”
Herman lalu membuka celana dalam Rina….. dan kelihatanlah memek istriku dengan bulu yang rapih terawat dan berkilat, menandakan Rina sudah sangat terangsang.
Istriku sekarang sudah telanjang didepan dua laki-laki yang siap untu memberikan kepuasan kepadanya. Rina tergolek pasrah sementara kakinya tetap menapak di lantai sehingga memeknya menjadi lebih kelihat menonjol keatas. Herman berdiri lalu membuka kaosnya, kelihatan dadanya yang bidang ditumbuhi bulu, Istriku memeandang nanar, Herman juga membuka celana panjangnya. Otomatis Herman hanya memakai celana dalam saja, dan kontolnya yang belum tegang menonjol dan kelihatan jelas dimata istriku. Dan Rina terus melihat kebawah. Sambil berkata “Her…?Mbak mau ngentot sama kontol kamu! Puaskan Mbak Her……..” Rina Bangkit dari tempat tidur lalu jongkok didepan Herman.
Istriku menciumi kontol Herman dengan bernafsu….. lalu Rina menurunkan celana dalam Herman, maka kelihatanlah kontol ngaceng Herman begitu dekatnya denga muka Istriku. Rina menjilati kontol Herman mulai dari pangkal sampai ujungnya. Terus berulang-ulang.
“ohhhhh…ngentot. enak Mbak …. enak sekali lidah kamu Mbak..” erang Herman. Istriku memasukan kontol ngaceng Herman kedalam mulutnya berulang kali.
“Ahhhhh ngentot enak….. sekali Mbak” sambil tangan Rina mengocok-ngocok kontol Herman. Lalu Herman menngajak Rina berdiri. Lalu mereka berciuman sambil berdiri shhhhh…suara ciuman mereka sampai kekupingku aku terpancing, lalu menghampiri mereka. sambil jongkok dibelakang Rina, aku menciumi pantat rina sambil tanggan ku meraba-raba memek istriku yang sudah basah…. merekaterus berpelukan sambil berciumana sementara aku menciumu pantat istriku……….
Tiba-tiba rina istriku menungging mengapai kembali kontol Herman dan dimasukannya kedalam mulut “acchhhhhh ngentot nikmat, Herman mengerang…. sementara aku menjilati memek Rina dari belaakng, sekali jari-jariku keluar masukan kedalam memek RIna.
“yahhhhh… terus Mas… masukkan jarinya Mas… Rin… ga tahan…… terus… yang dalam……… Entot saya…. her….. Mbak Mau kontolmu… masukkan kontol kamu kedalam memek MBak….. aaaccchhh…ngentot ssssssssshhhh..”
Kami berganti posisi. Aku rebahan di kasur sementara istriku menungging sambil menjilati kontol ku….. dari belakang Herman sudah siap-siap memasukan kontolnya yang sudah tegang kedalam memek istriku. Heramn mengosok-gosokan kontolnya kebelahan memek istriku.
“yahhh…. masukan Her ,kita ngentot… Mbak sudah ga kuat…ngentot…. entot Mbak Her… Puaskan Mbak…..” pelan kepala kontol Herman mulai masuk kedalam memek Rina ….,
“sssshhhh…” Rina menegang ketika kontol Herman yang sudah tegang pelan-pelan masuk kedalam memeknya istriku.herman ngentot istriku. Herman berhenti sebentar, lalu pelan kembali menekan kontolnya masuk kedalam memek Rina kembali .Tubuh istriku bergetar…. ssshhhhh…ngentot.. ohhhhhh… enak sekali her….. masukan terus yang dalam oooohhhhh hangat…. kontolmu hangat sekali Her……..”
“yahhh…Mbak ?…memekmupun berdenyut Mbakk…..” herman pelan menarik keluar kontolnya dan memasukannya kembali.
“Accchhhhh….. terus Her… yang kuat terus….. entot Mbak…… siram rahim Mbak dengan sperma kamu…nikmat ngentot..” Herman semakin memaju kontolnya dan semakain cepat…… mbakkk…. mau keluar Her……ngentot… oh… mBak ga tahan…. Mbak ga tahan…ngentot….” istriku menggelepar-gelepar.
“Oohhhh…ngentot acccchhhh….. saya keluar…. saya keluar….. ahhhhhhhhhhhhhh…ngentot……” istriku menegang, sementara Herman terus memaju kontolnya keluar masuk memek istriku. Istriku RIna tengkurap ditempaat tidur nafasnya memburu, sementara Herman tetap diatas tubuh Rina dan membiarkan kontolnya tetp tertancap didalam memek istriku sambil merasakan denyutan memek Rina meremas remas kontolnya. Lalu pelan pelan Herman mencabut kontolnya dan kembali memasukannya. Rina tersentak, “ohhh…. enak sekali ngentot kontolmu Her… ohhhh… terus… Her…. Mbak mau ngentot Lagi…… Mbak mau kontol mu lagi……….. Mbak mau di entot berdiri….. Ayo….. Mas entot saya…. puaskan saya……… Rina mau ngentot sama kalian berdua….”
Rina berdiri di peluk Herman dari belakang sementara aku jongkok menjilati memek Istriku yang sudah sanagt basah, sambil menjilati memek nya jariku masukan kedalam.
“Yaahhhh enak Mas… terus jilati memek Rin……” Herman dan Rina berciuman…. sementara aku terus menjilati memek Rina. Kontolku semakin menegang aku sudah ga tahan, lalu aku melebarkan kaki Rina sambil berdiri aku memasukkan kontolku kedalam memeknya. Berdiri adalah posisi favorit istriku. Aku memutar-mutar pantataku sehingga jembutku bergesekan dengan itil bagi atas istriku.
“Oohhhh yyahhhhh…. kena mas… gesek-gesek terus… oohhhhh enak mas….. kontolnya….. ayoh Mas kita keluarkan sama-sama……. rina hampir…. achhhhh…”
Rina terus mengoyang-goyangkan pantatnya sambil berciuman dengan Herman sementara aku terus memacu kontolku semakin cepat. Herman terus meremas-remas tetek Istriku.
“Aachhhhhh…. oohhh. ngentot. aku keluar mas……. mbak keluar lagi Her…… ohh enakks…” Seeerrrr. Aku ikut menegang dan Crottttt……… kami berdua keluar bersama-sama.
“Ohhhhhh….” istriku terkulai dipelukan Herman.
“Achhhh.. ohhh..” aku mencabut kontolku dari memek Rina, sementara Rina masih terkulai dipelukan Herman. Kedua tangan Rina merangkul lehar Herman. kontol Herman masih sangat tegang karena memang dia belum keluar,
“Sambil berbisik… Mbak aku mau ngentot mbak… aku belum keluar… ahhh. Apa masih kuat mbak…?” tetap merangkul Herman lalu istriku mencium bibir Herman, sambil bergayut dia melingkarkan kakinya kepinggang Herman.
“Blessssss….” masuklah kembali kontol Herman kedalam memek Istriku, sambil berdiri mereka berpacu mencapai puncak kenikmatan.
“Yahhhhh ngentot…. enak kontolmu Her….. terus masukan yang dalam… kontolmu hangat…… puaskan mbak” mereka berpacu semakin cepat.
“Her mbak gak kuat mau keluar lagi….. achhhhhh……”
aku suruh herman muncratin spermanya dalam memek istriku.
“Iyah aku juga mau oooohohhhh… achhhhhh… terus… mbak keluar….. ohhhhhhh crooottttachhhhhhh”.
Kedua tubuh itu menegang dan berpelukan sangat eratnya. nikmatnya ngentot.
sungguh nikmat sekali ngentot istriku dan menyaksikan istriku di entot laki lain buatku makin gairah.
apalagi saat memek istriku di muncratin sperma lelaki lain
di 22.46 1 komentar
Label: Cerita Dewasa
Best viewed on firefox 5+
Langganan:
Postingan (Atom)